Identitas Buku :
Judul : Hot Chocolate
Penulis : Rizka Amalia
Penyunting : Ceria
Mawardi
Desain
Sampul : Fahmi Ilmansyah
Penerbit : Teen@noura
Tahun
Terbit : 2013
Halaman : 294
Sinopsis Buku :
Saat
gue sedih, dia selalu ada di samping gue dengan secangkir cokelat panas di
tangan. “Ini special buat lo,” katanya. Sensasi hangat langsung menyerbu saat
cangkir itu berpindah ke tangan gue.
“Jangan diminum dulu,” katanya. “Lo
pejamkan mata, genggam cangkirnya. Terus, lo hirup aroma cokelatnya. Biarkan aroma
itu masuk ke dalam hati lo. Pelan-pelan aja. Rasain energinya.”
Gue lakuin yang dia minta. Saat aroma
cokelat yang lembut menyergap hidung gue, gue juga semakin sadar betapa
nyamannya kalau dia ada di samping gue. Perpaduan yang sempurna.
Gue enggak tahu apa gue bisa tetap
tersenyum kalau kami enggak bertemu lagi. Dia akan pergi jauh, tapi gue enggak
bisa ungkapin isi hati begitu aja. Karena dia … sahabat gue.
Review :
Azkia Rosalin yang biasa dipanggil Kia sudah
bersahabat dengan Bastian sejak TK. Mereka lahir di bulan dan hari yang sama, hanya
beda jam. Bisa dibilang mereka soulmate. Bastian itu paket komplit bagi Kia,
sahabat, bodyguard, juga psikolog
pribadi. Diam-diam, Kia mencintai Bastian, tapi tidak berani mengungkapkan
karena dia ingin persahabatannya dengan Bastian baik-baik saja. Tapi di balik
semua itu, Kia tidak rela jika sampai kehilangan Bastian.
Lulus SMA, mereka melanjutkan ke
perguruan tinggi. Kia tidak menyangka dia harus berpisah dengan Bastian,
sahabatnya selama 17 tahun, karena Bastian mendapatkan beasiswa ke Malaysia,
sedangkan Kia memilih melanjutkan ke salah satu perguruan tinggi swasta di
Jogja karena dia tidak ingin terjebak rasa sepi tanpa Bastian. Dari situ, long distance friendship dimulai. Mereka
hanya bisa berkomunikasi lewat Skype. Jelas,
long distance friendship bukanlah hal
mudah, tak jarang, persahabatan mereka diwarnai kemarahan karena hal-hal
sepele. Misalnya karena lama tidak on Skype.
Saat
ospek, Kia bertemu dengan Hisyam, anak Akuntansi yang akhirnya menjadi
satu-satunya teman yang akrab dengan Kia. Di mana ada Hisyam, disitulah ada
Kia.
Semester enam, Kia harus menjalani Kuliah
kerja Nyata (KKN). Tak disangka, Kia dan Hisyam sekelompok dan mendapatkan
lokasi di Gunung Kidul. Walaupun tidak bisa berkomunikasi dengan Bastian karena
kelangkaan signal, Kia berusaha menjalani KKN dengan baik.
Kia dan kelompoknya mengabdi dan membantu
masyarakat di lokasi untuk mengembangkan potensi. Tak hanya itu, Kia juga
bersenang-senang. Dia menghabiskan senja di Pantai Sadranan bersama Hisyam,
menyesap cokelat panas, seperti yang biasa dilakukannya bersama Bastian di atap
rumah Kia.
Perlahan, muncul rasa cinta di hati
Hisyam kepada Kia. Tapi, Kia tidak memedulikannya, Ia menganggap hubungannya
dengan Hisyam sebatas teman. Hatinya tetap tertuju pada Bastian. Memang pada
akhirnya ada dua pilihan, Hisyam atau Bastian yang akan menetap di hati Kia.
Jodoh memang Tuhan yang selalu
menentukan. Manusia tidak perlu khawatir dengan balasan dari rasa cinta…
My Cuap Cuap :
Alasan utama aku beli novel ini adalah
karena tertarik sama cover warna orangenya yang menurutku soft dan manis. Di
otakku, langsung tercetus senja, momen yang sangat aku kagumi. Kedua, aku lihat
judulnya! Hot Chocolate yang artinya cokelat panas. Wah, aku pikir jarang
banget ada novel temanya begini. Sekarang kan lagi marak-maraknya penulis
ngambil tema kopi. Ketiga, di cover bagian atas ada tulisan JUARA NOURABOOKS
ACADEMY. Wah, pasti keren banget. Keempat, aku lihat tagline-nya “Aroma Ini
Mengingatkanku Padamu” Wah, tambah melayang imajinasiku. Kelima, kakiku udah
capek keliling Gramedia dan belum nemu buku yang eye-catching. Buku ini yang
paling eye-catching menurutku, kembali ke alasan utama di atas *wokeh, ini
aneh* xD
Aku baca sinopsisnya. Agak mengernyitkan
dahi waktu bahasa yang dipake ‘gue-elo’ padahal bukan saat dialog. Koleksi
novelku gak ada yang pake ‘gue-elo’ kecuali pas dialog, itu kan wajar x) Aku
enyahkan rasa ragu gara-gara ‘gue-elo’ itu padahal udah prinsip gak bakal beli
novel yang bukan dialog tapi pakenya ‘gue-elo’ >_<
Ya, aku tau ini namanya jilat ludah -_-
Tapi sekali lagi pemirsa aku udah kepincut duluan sama cover softnya ituuuu.
Mumumu #eh
Dan setelah baca, aku guling-guling (?)
Tembok pun keliatan menggoda buat jedotin kepalaku #jedut Ternyata bahasa
‘gue-elo’ yang paling aku sesalkan. Contohnya gini : Namun, gue sudah telanjur
nyaman. Entah kenapa gak sreg waktu baca *ini emang salahku karena gak selera
sama ‘gue-elo’* T_T
Romancenya juga gak kerasa >_<
Sering banget ada masalah sepele yang digede-gedein -_- Gak dapet chemistry intinya x( Seseorang yang suka
sama sahabatnya juga banyak dipake.
Tapi, bukan berarti gak ada positifnya
ini novel. Aku salut sama keberanian Mbak Rizka ngambil tema cokelat panas dan
menciptakan filosofi cokelat panas yang aku praktekin setiap minum Milo.
Hehehe. Jadi tenang emang sih *peluk Mbak Rizka* (~^0^)~
Quotenya juga banyak banget.
Bertebaraaannn, membuat aku berpikir lebih maju tentang cinta. Apalagi quote di
akhir tentang cinta ibarat cokelat panas. Aiihhh, sweet :*
Salut juga nih karena hasil penjualan
buku ini dialokasikan untuk program “1000 satu buku” dan dipersembahkan buat
adik-adik Laskar Plumbon dan Sanggar Anak Clapar Ceria (SANCA) *betapa baik
hatimu, Mbak* :’)
Segitu aja cuapanku. Mohon maaf banyak
banget cuapan negatifnya. Mohon maaf juga karena sesi cuap-cuap lebih panjang
dari sesi review *pasang tampang innocent* Aku cuma manusia biasa yang
dianugerahi kemampuan mengkritik dan memanfaatkannya dengan baik. Biar gak
sia-sia kemampuanku #eh (‘-‘ ) ( ._.) (._. ) ( ‘-‘)
Quote :
1.
Tuhan
pasti punya titik gemerlap buat setiap makhluk-Nya hal.
11
2.
Tresna
jalaran saka kulina, cinta berawal dari terbiasa hal.
19
3.
Secuek
apapun seseorang, pasti enggak akan betah kalau harus saling diam dengan orang
yang disukai hal. 25
4.
Mencintai
seseorang enggak perlu sampai mengubah penampilan tanpa pertimbangan hal.
31
5.
Cinta
dan sayang itu memang enggak selalu harus saling memiliki hal.
36
6.
Cinta
memang sering terlalu peka dengan perasaan. Namun, cinta bukan berarti enggak
bisa pakai logika hal. 45
7.
Cinta
itu sabar. Ia akan selalu belajar dari sebuah kesalahan. Bukan malah mencari
kesalahan. Ia akan belajar memaafkan dan menerima hal.
59
8.
Cinta
enggak pernah marah, dan sudah seharusnya ia selalu terarah hal.
60
9.
Tuhan
memang Maha Membolak-balikan hati manusia hal. 65
10.
Long
distance friendship lebih menyenangkan daripada long distance relationship hal.
156
11.
Memang
cowok dan cewek punya hak yang sama dalam menyayangi dan mencintai. Namun,
cewek juga harus berpikir ulang kalau ingin seberani itu hal.
158
12.
Kebaikan
Tuhan memang enggak akan pernah bisa ditebak dan diukur hal.
196
13.
Pasir
ibarat jalan hidup, kita bisa mengukir apapun di atasnya, air ibarat pelebur
masa lalu yang pernah kita ukir, angin ibarat penyegar saat kita menemukan
nilai-nilai kehidupan, sedangkan karang di dalam air ibarat masalah yang sering
membuat kita terluka hal. 196
14.
Cinta
itu, kan, belum tentu hanya untuk dua orang yang berdekatan. Orang yang saling
berjauhan juga bisa merasakan cinta hal. 211
15.
Kata
orang, cinta itu buta. Banyak orang yang dekat, lalu jatuh cinta, tetapi bukan
berarti yang jauh jadi enggak bisa jatuh cinta karena cinta lebih mengandalkan
hati daripada mata. Cinta bisa merasakan cintanya yang belum tentu ada di depan
mata hal. 212
16.
Jodoh
memang Tuhan yang selalu menentukan. Meski tidak semua orang bisa menyadari
bahwa cinta bukan indah selama menjalaninya berdua hal.
293
17.
Cinta
adalah bagaimana manusia bersyukur menjalani proses itu dan menyadari bahwa
merasakan cinta tanpa dicintai bisa menjadi hal yang indah juga hal.
293
18.
Cinta
selalu hangat dan menghangatkan. Dia selalu mengingatkan bahwa manusia tidak perlu
khawatir dengan balasan dari rasa cinta, karena cinta yang sebenarnya adalah
cinta yang menenangkan 293
19.
Menikmati
cinta, setiap jengkal dengan berbagai paduan rasa. Ibarat cokelat, yang ketika
diseduh dengan air panas, aromanya akan semerbak, hangat, dan menenangkan siapa
pun yang meminumnya. Sama seperti hati ketika merasakan cinta. Hati dan cinta
akan menjadi perpaduan yang hangat, harum, dan menenangkan hal
293-294