Senin, 15 September 2014

(Review) Hot Chocolate



Identitas Buku :

Hot Chocolate

Judul                      :             Hot Chocolate
Penulis                   :             Rizka Amalia
Penyunting             :             Ceria Mawardi
Desain Sampul       :             Fahmi Ilmansyah
Penerbit                  :            Teen@noura
Tahun Terbit          :              2013
Halaman                 :             294

Sinopsis Buku :

       Saat gue sedih, dia selalu ada di samping gue dengan secangkir cokelat panas di tangan. “Ini special buat lo,” katanya. Sensasi hangat langsung menyerbu saat cangkir itu berpindah ke tangan gue.
       “Jangan diminum dulu,” katanya. “Lo pejamkan mata, genggam cangkirnya. Terus, lo hirup aroma cokelatnya. Biarkan aroma itu masuk ke dalam hati lo. Pelan-pelan aja. Rasain energinya.”
       Gue lakuin yang dia minta. Saat aroma cokelat yang lembut menyergap hidung gue, gue juga semakin sadar betapa nyamannya kalau dia ada di samping gue. Perpaduan yang sempurna.
       Gue enggak tahu apa gue bisa tetap tersenyum kalau kami enggak bertemu lagi. Dia akan pergi jauh, tapi gue enggak bisa ungkapin isi hati begitu aja. Karena dia … sahabat gue.

Review :

       Azkia Rosalin yang biasa dipanggil Kia sudah bersahabat dengan Bastian sejak TK. Mereka lahir di bulan dan hari yang sama, hanya beda jam. Bisa dibilang mereka soulmate. Bastian itu paket komplit bagi Kia, sahabat, bodyguard, juga psikolog pribadi. Diam-diam, Kia mencintai Bastian, tapi tidak berani mengungkapkan karena dia ingin persahabatannya dengan Bastian baik-baik saja. Tapi di balik semua itu, Kia tidak rela jika sampai kehilangan Bastian.
       Lulus SMA, mereka melanjutkan ke perguruan tinggi. Kia tidak menyangka dia harus berpisah dengan Bastian, sahabatnya selama 17 tahun, karena Bastian mendapatkan beasiswa ke Malaysia, sedangkan Kia memilih melanjutkan ke salah satu perguruan tinggi swasta di Jogja karena dia tidak ingin terjebak rasa sepi tanpa Bastian. Dari situ, long distance friendship dimulai. Mereka hanya bisa berkomunikasi lewat Skype. Jelas, long distance friendship bukanlah hal mudah, tak jarang, persahabatan mereka diwarnai kemarahan karena hal-hal sepele. Misalnya karena lama tidak on Skype.
       Saat ospek, Kia bertemu dengan Hisyam, anak Akuntansi yang akhirnya menjadi satu-satunya teman yang akrab dengan Kia. Di mana ada Hisyam, disitulah ada Kia.
       Semester enam, Kia harus menjalani Kuliah kerja Nyata (KKN). Tak disangka, Kia dan Hisyam sekelompok dan mendapatkan lokasi di Gunung Kidul. Walaupun tidak bisa berkomunikasi dengan Bastian karena kelangkaan signal, Kia berusaha menjalani KKN dengan baik.
       Kia dan kelompoknya mengabdi dan membantu masyarakat di lokasi untuk mengembangkan potensi. Tak hanya itu, Kia juga bersenang-senang. Dia menghabiskan senja di Pantai Sadranan bersama Hisyam, menyesap cokelat panas, seperti yang biasa dilakukannya bersama Bastian di atap rumah Kia.
       Perlahan, muncul rasa cinta di hati Hisyam kepada Kia. Tapi, Kia tidak memedulikannya, Ia menganggap hubungannya dengan Hisyam sebatas teman. Hatinya tetap tertuju pada Bastian. Memang pada akhirnya ada dua pilihan, Hisyam atau Bastian yang akan menetap di hati Kia.
       Jodoh memang Tuhan yang selalu menentukan. Manusia tidak perlu khawatir dengan balasan dari rasa cinta…

My Cuap Cuap :

       Alasan utama aku beli novel ini adalah karena tertarik sama cover warna orangenya yang menurutku soft dan manis. Di otakku, langsung tercetus senja, momen yang sangat aku kagumi. Kedua, aku lihat judulnya! Hot Chocolate yang artinya cokelat panas. Wah, aku pikir jarang banget ada novel temanya begini. Sekarang kan lagi marak-maraknya penulis ngambil tema kopi. Ketiga, di cover bagian atas ada tulisan JUARA NOURABOOKS ACADEMY. Wah, pasti keren banget. Keempat, aku lihat tagline-nya “Aroma Ini Mengingatkanku Padamu” Wah, tambah melayang imajinasiku. Kelima, kakiku udah capek keliling Gramedia dan belum nemu buku yang eye-catching. Buku ini yang paling eye-catching menurutku, kembali ke alasan utama di atas *wokeh, ini aneh* xD
       Aku baca sinopsisnya. Agak mengernyitkan dahi waktu bahasa yang dipake ‘gue-elo’ padahal bukan saat dialog. Koleksi novelku gak ada yang pake ‘gue-elo’ kecuali pas dialog, itu kan wajar x) Aku enyahkan rasa ragu gara-gara ‘gue-elo’ itu padahal udah prinsip gak bakal beli novel yang bukan dialog tapi pakenya ‘gue-elo’ >_<
       Ya, aku tau ini namanya jilat ludah -_- Tapi sekali lagi pemirsa aku udah kepincut duluan sama cover softnya ituuuu. Mumumu #eh
       Dan setelah baca, aku guling-guling (?) Tembok pun keliatan menggoda buat jedotin kepalaku #jedut Ternyata bahasa ‘gue-elo’ yang paling aku sesalkan. Contohnya gini : Namun, gue sudah telanjur nyaman. Entah kenapa gak sreg waktu baca *ini emang salahku karena gak selera sama ‘gue-elo’* T_T
       Romancenya juga gak kerasa >_< Sering banget ada masalah sepele yang digede-gedein -_- Gak dapet chemistry intinya x( Seseorang yang suka sama sahabatnya juga banyak dipake.
       Tapi, bukan berarti gak ada positifnya ini novel. Aku salut sama keberanian Mbak Rizka ngambil tema cokelat panas dan menciptakan filosofi cokelat panas yang aku praktekin setiap minum Milo. Hehehe. Jadi tenang emang sih *peluk Mbak Rizka* (~^0^)~
       Quotenya juga banyak banget. Bertebaraaannn, membuat aku berpikir lebih maju tentang cinta. Apalagi quote di akhir tentang cinta ibarat cokelat panas. Aiihhh, sweet :*
       Salut juga nih karena hasil penjualan buku ini dialokasikan untuk program “1000 satu buku” dan dipersembahkan buat adik-adik Laskar Plumbon dan Sanggar Anak Clapar Ceria (SANCA) *betapa baik hatimu, Mbak* :’)
       Segitu aja cuapanku. Mohon maaf banyak banget cuapan negatifnya. Mohon maaf juga karena sesi cuap-cuap lebih panjang dari sesi review *pasang tampang innocent* Aku cuma manusia biasa yang dianugerahi kemampuan mengkritik dan memanfaatkannya dengan baik. Biar gak sia-sia kemampuanku #eh (‘-‘ ) ( ._.) (._. ) ( ‘-‘)


Quote :

1.        Tuhan pasti punya titik gemerlap buat setiap makhluk-Nya hal. 11
2.        Tresna jalaran saka kulina, cinta berawal dari terbiasa hal. 19
3.        Secuek apapun seseorang, pasti enggak akan betah kalau harus saling diam dengan orang yang disukai hal. 25
4.        Mencintai seseorang enggak perlu sampai mengubah penampilan tanpa pertimbangan hal. 31
5.        Cinta dan sayang itu memang enggak selalu harus saling memiliki hal. 36
6.        Cinta memang sering terlalu peka dengan perasaan. Namun, cinta bukan berarti enggak bisa pakai logika hal. 45
7.        Cinta itu sabar. Ia akan selalu belajar dari sebuah kesalahan. Bukan malah mencari kesalahan. Ia akan belajar memaafkan dan menerima hal. 59
8.        Cinta enggak pernah marah, dan sudah seharusnya ia selalu terarah hal. 60
9.        Tuhan memang Maha Membolak-balikan hati manusia hal. 65
10.    Long distance friendship lebih menyenangkan daripada long distance relationship hal. 156
11.    Memang cowok dan cewek punya hak yang sama dalam menyayangi dan mencintai. Namun, cewek juga harus berpikir ulang kalau ingin seberani itu hal. 158
12.    Kebaikan Tuhan memang enggak akan pernah bisa ditebak dan diukur hal. 196
13.    Pasir ibarat jalan hidup, kita bisa mengukir apapun di atasnya, air ibarat pelebur masa lalu yang pernah kita ukir, angin ibarat penyegar saat kita menemukan nilai-nilai kehidupan, sedangkan karang di dalam air ibarat masalah yang sering membuat kita terluka hal. 196
14.    Cinta itu, kan, belum tentu hanya untuk dua orang yang berdekatan. Orang yang saling berjauhan juga bisa merasakan cinta hal. 211
15.    Kata orang, cinta itu buta. Banyak orang yang dekat, lalu jatuh cinta, tetapi bukan berarti yang jauh jadi enggak bisa jatuh cinta karena cinta lebih mengandalkan hati daripada mata. Cinta bisa merasakan cintanya yang belum tentu ada di depan mata hal. 212
16.    Jodoh memang Tuhan yang selalu menentukan. Meski tidak semua orang bisa menyadari bahwa cinta bukan indah selama menjalaninya berdua hal. 293
17.    Cinta adalah bagaimana manusia bersyukur menjalani proses itu dan menyadari bahwa merasakan cinta tanpa dicintai bisa menjadi hal yang indah juga hal. 293
18.    Cinta selalu hangat dan menghangatkan. Dia selalu mengingatkan bahwa manusia tidak perlu khawatir dengan balasan dari rasa cinta, karena cinta yang sebenarnya adalah cinta yang menenangkan 293
19.    Menikmati cinta, setiap jengkal dengan berbagai paduan rasa. Ibarat cokelat, yang ketika diseduh dengan air panas, aromanya akan semerbak, hangat, dan menenangkan siapa pun yang meminumnya. Sama seperti hati ketika merasakan cinta. Hati dan cinta akan menjadi perpaduan yang hangat, harum, dan menenangkan hal 293-294


Rating :